Do It Right

Dalam berbagai dialog, baik ringan maupun serius. Di berbagai ruang dan kesempatan, banyak perbincangan berputar dalam menjawab bagaimana agar kita bisa melakukan segala sesuatu dengan berhasil, sukses dan tujuan tercapai. Banyak buku, teori dan pelatihan bisa menjawab pertanyaan ini, saya dan kawan-kawan ngobrol tadipun sudah banyak melahap itu semua. Tapi sepertinya pertanyaan “bagaimana cara yang benar?” belum bisa terjawab. Dengan merenungi dan merumuskan seadanya (kalau tidak disebut serampangan), izinkan saya mengusulkan rumusan sederhana bagaimana melakukan apa yang kita ingin lakukan dengan benar, dan semoga bisa diterapkan dalam keseharian kita. Sebut saja ini rumusan DO IT RIGHT.
Pertama, Right Purpose.Tujuan, niat dan alasan kita berbuat dan bertindak harus tepat. Mempunyai tujuan yang betul, niat yang lurus dan alasan yang tepat. Dalam agama saya, manusia diajarkan agar dalam segala tindakannya harus merujuk pada purpose yang benar yaitu Ridho Allah. Purpose juga bisa berupa visi, cita-cita dan resolusi. Baik dalam rencana hidup, pekerjaan atau bisnis, pastikan tujuan dan visi kita juga jelas, tidak mengawang-awang, dan pastikan tujuan itu membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain seluas mungkin. Menjawab apakah sesuatu merupakan tujuan yang benar dan sesuai dengan jatidiri kita juga perlu dijawab. Karena tujuan yang benar tidak hanya soal keyakinan dan moral, tapi soal potensi dan kekuatan kita pun juga soal kebermanfaatan bagi sekitar.
Kedua, Right Way.Dalam melakukan sesuatu, kita juga harus melakukannya dengan cara yang benar. Right Way. Cara yang benar mensyaratkan dua hal: panduan yang benar, ilmu yang relevan. Ibarat menggunakan komputer baru, maka agar cara pakainya benar, Anda harus menggunakan panduan dari produsennya, dan tentunya manual itu haruslah sesuai dengan spesifikasi komputer yang sama dengan yang Anda akan gunakan. Selain itu juga Anda perlu ilmu serta pengetahuan lain yang diperlukan dalam menggunakan komputer, mengetik misalkan. Lengkapi lagi dengan peralatan yang sesuai. Melakukan sesuatu selain rujukan yang tepat, penguasaan ilmu yang benar dan sesuai, kitapun membutuhkan perangkat (sumber daya) yang pas dengan apa yang ingin kita lakukan.
Ketiga, Right Example.Terkadang meskipun tujuan dan caranya benar, kita masih saja bisa keliru. Kekeliruan bisa dikarenakan berbagai hal dan faktor yang melingkupi. Bisa jadi situasi dan kondisi yang ada di hadapan kita tidak sesuai dengan asumsi keadaan yang dibuat oleh penulis buku yang kita rujuk teorinya. Bisa jadi ilmu dan sumberdaya yang kita miliki memadai, tapi bobot masalah yang ada ternyata berubah. Untuk memastikan kekeliruan tidak terjadi, kita memerlukan teladan, contoh, bimbingan dan pengalaman dari orang lain. Example. Dalam bahasa yang lebih keren : best practice. Bimbingan dan contoh ini bisa kita dapat dari ahlinya, guru, mentor, coach, practice community, dsb. Dalam berbagai hal kita perlu teladan, baik dari mereka yang memiliki kepakaran di bidang yang sama, dari mereka yang sudah menerapkan hal tersebut lebih dulu, dan juga dari mereka yang melakukan hal yg sama di situasi yang mirip karena perubahan zaman dan perbedaan lingkungan metode dan cara bisa saja berubah meskipun pakem/kaidah pokoknya tetap sama. Untuk itulah kita perlu terus berguru dan belajar dari yang lebih paham, lebih pakar, lebih dulu mempraktekkan dalam bidang tertentu.
Keempat, Right PeopleHal keempat ini adalah penekanan dalam hal “dengan siapa” kita melakukan. Terutama mereka yang berperan sebagai pelaku bersama kita, tim. Karena perbedaan potensi, kepribadian, mesin kecerdasan dan passion setiap orang bisa berbeda. Maka sebelum melakukan pekerjaan dan melakukan tindakan, seseorang sebaiknya mengenal dirinya terlebih dahulu. Sehingga kita tahu amalan-amalan pamungkas yang bisa kita lakukan, bidang ilmu yang pas untuk dikuasai, pekerjaan yang cocok untuk dilakoni, rumusan visi hidup paling sesuai untuk dijalani, dan seperti apa kita ingin dikenang kelak.
Ini juga berlaku bagi mereka yang mempunyai kewenangan dalam memberikan tugas atau pekerjaan. Atasan sedikit banyak harus memahami kepribadian dan mesin kecerdasan bawahannya. Sehingga pekerjaan, proyek, tugas dapat dilaksanakan oleh orang yang tepat. Bagaimana kita mengenali kepribadian dan mesin kecerdasan kita? Banyak cara dan perangkat yang bisa digunakan untuk mengenali hal ini.
Kita bisa saja sudah benar melakukan segala sesuatu tetapi selama Anda hidup selama itu pula Anda bisa terpengaruh orang lain dan lingkungan. Komitmen Anda bisa saja luntur, konsistensi bisa saja melemah, semangat runtuh, langkah salah arah dan niatpun berubah. Hal ini biasa, memang begitulah manusia, iman saja bisa naik bisa turun. Tapi tentunya Anda tidak ingin terus menerus berada di jalan menurun dalam hidup ‘kan?
Untuk kembali mengingatkan akan tujuan, meluruskan niat, menyemangati diri, menguatkan komitmen, dan mendapatkan ilmu dan inspirasi Anda harus bersama orang-orang yang tepat. Carilah guru dan mentor yang cocok untuk Anda. Belajarlah dari pakarnya. Bergaullah dengan teman-teman yang baik. Temukan komunitas yang positif. Pilihlah jodoh yang baik. Ciptakan keluarga yang selalu memberi kekuatan. Miliki habitat yang tepat. Tim yang tepat. Right people.